Friday, October 21, 2011

LindaLagiOmongin Keluarga Isriyanto



‎Hallo Pak Bambang, sudah berapa lama loe bergabung di Facebook?
Pertama-tama, perkenalkan nama saya Bambang Isriyanto, saya mewakili keluarga saya yang terlibat dengan proyek LOL LagiOmonginLoe dalam wawancara ini, yaitu istri tercinta saya yang bernama Silvana Isriyanto, dan anak kedua tersayangku yang bernama Isabella Isriyanto.
Kalau saya mengenal FB sudah lama tetapi hanya akhir2 ini mulai aktif facebook-an. Bukan karena tidak suka dengan FB, tetapi setiap mendapatkan password selalu lupa, namun sekarang saya sudah mulai menikmati meskipun masih GAPTEK.

Sedangkan Silvana dan Isabela sudah mengenal FB sejak tahun 2009 dan sudah canggih memakai fasilitas yang berada di FB. Menurut saya FB adalah sarana tehnologi informasi yang sangat baik dan bermanfaat asal saja dipergunakan sebagaimana mestinya. FB ada sisi positif, ada sisi segi negatifnya, kita sendiri yang menentukan dan mengambil pilihan salah satu dari keduanya.


Bagaimana Anda sekeluarga tau tentang LOL?
Saya dan istriku, Silvana, sebelumnya belum pernah mendengar kata LOL tersebut, kecuali Bella anakku mengetahui istilah LOL adalah Laugh Out Loud, bahasa gaul kale?
Pada suatu saat ibu Anny Anggur yang juga sudah dicasting berperan sebagai Oma Cindy di LOL, dia kebetulan teman saya sewaktu di SMA Malang. Ibu Anny Anggur menghubungi Silvana via FB dan menanyakan apakah mau ikut casting film LOL. Tentunya Silvana tercengang, percaya nggak percaya, dan berkata ”Casting? Nggak salah nih?” Ibu Any Anggur menyatakan memang benar sedang dicari peran suami istri, dan kemudian Silvana menyampaikan berita ini kepada saya.

Apa sebelumnya pernah punya pengalaman sebagai seorang aktor/ artis? 
3. Aktivitas saya sehari-hari adalah bekerja disebuah institusi pemerintah Jepang di Jakarta. Silvana bekerja di Standard Chartered Bank Jakarta, sedangkan Bella masih kuliah semester tujuh di London School jurusan Marketing Communication.

Saya berasal dari Jawa Timur sangat memahami kesenian, karena memang sejak SD, saya sudah berani tampil di hadapan orang banyak sebagai pemain sandiwara, dan juga pernah menjadi juara membaca puisi (berdeklamasi).

Sekarang saya aktif membantu teman2 seniman tradisional seperti kesenian ketoprak, wayang orang (Jawa tengah), ludruk (Jawa Timur), lenong (Betawi). Selama ikut main pertunjukkan kebudayaan tradisional tersebut, saya ihklas tidak dibayar, karena saya terpanggil untuk memberikan aprisiasi kepada pemain2 profesional yang hidupnya tergatung dari pertunjukan. Mereka betul betul mencintai kesenian tersebut meskipun setiap pentas dibayar hanya sekitar Rp.30.000,- sampai Rp. 50.000,-.

Pada zaman sekarang ini tantangan yang harus dihadapi semakin berat, kesenian tradisional hampir punah, tidak diminati oleh masyarakat perkotaan, terlebih lagi oleh sebagian besar generasi muda sekarang.
Kesenian2 tradisional yang saya sebutkan di atas semuanya hampir punah diterjang oleh moderenisasi dan globalisasi kebudayaan. Sangatlah memprihatinkan bahwa kesenian tradisional ini nilai jualnya ke media TV hampir tidak laku, kalau toh ditayangkan di TV biasanya jam 2 pagi, hanya nyamuk2 dan kunang2 dimalam hari yang menontonnya.

Program pemerintah tentang pelestarian kebudayaan Nasional hanyalah isapan jempol, NATO, No action Talk Only. Siapa lagi yang akan melestarikan kalau bukan kita sendiri, barulah ribut2 kalau kebudayaan kita diakui oleh negara lain.
Silvana, istri saya mempunyai darah Minahasa (Manado), tetapi lahir di Makassar. Setelah SMA belajar di Amerika dan tidak ada pengalaman akting, tetapi sewaktu di Amerika pernah ikut pentas menarikan tari kipas dari Sulawesi Selatan, dan di Standard Chartered Bank pernah menarikan Japong tarian asal Betawi.

Sedangkan Bella, anak saya, pernah mengikuti acara sandiwara di gereja, dan main sandiwara ludruk (kesenian Jawa timur.) Sewaktu sekolah Taman Kanak2 (TK), Bella ikut belajar tari Bali, Pada waktu kakaknya menikah di Amerika, Bella menarikan tari Bali (tari pendet). Di SMA Bella sering ikut menari modern dance bersama grupnya. Bella adalah anggota dari Rumah Budaya Nusantara Puspo Budoyo, yang pernah melawat ke beberapa negara seperti Spanyol, Yunani, Chilie mewakili Indonesia dalam acara Festival Tari Internasional.

Semoga walaupun kami sekeluarga tidak punya pengalaman sebagai seorang aktor atau artis. Namun dengan pengalaman panggung yang kami miliki, ini semua bisa menjadi modal kami untuk berakting dan berekspresi di LOL.

Bagaimana proses casting loe dengan LOL?
Awalnya, kami diminta untuk mengirimkan data kami berbentuk photo dan video melalui FB. Semuanya berjalan secara cepat, beberapa hari kemudian kami dinyatakan lolos
video casting dan dikirimkan naskah untuk Live casting. Dan dalam minggu itu juga, kami menjalankan casting di kantor produksi LOL.Tanpa menunggu lama, sutradara memberi kami selamat dan kami dinyatakan lolos untuk mendapatkan peran sebagai ayah dan ibunya Ravi, salah seorang pemeran utama di LOL.

Peran saya adalah sebagai pengusaha kaya dan sukses, yang memiliki banyak lahan di Bali, termasuk sebuah penangkaran mutiara di Bali. Memiliki seorang istri yang sangat kusayangi dan seorang putera semata wayang bernama Ravi.

Sebenarnya setelah saya dan istri saya dinyatakan lolos casting, kami masih sempat berpikir dan bertanya dalam hati. Apa benar nih? Apa semudah dan secepat itu? Apa mungkin karena nggak ada pilihan lain? Apa karena diburu oleh waktu? Terlepas dari perkiraan perkiraan tersebut, ini adalah kepercayaan yang diberikan kepada kami. Ini adalah tantangan bagi kami, kami akan berbuat semaksimal mungkin untuk menunjukkan bahwa kami bisa. Kami akan terus berusaha tidak akan mengecewakan. We’ll do our best for LOL.
Dengan mengikuti semua latihan2 dan bacaan2 yang disuguhkan tim LOL via FB, untuk meningkatkan kemampuan akting kami.

Sedangkan anak saya, Bella, perlu melalui dua kali casting untuk dicarikan peranan yang tepat dan ahkirnya dia lolos casting juga.

Pada suatu kesempatan, kami semua yang sudah lolos casting LOL diundang untuk saling berkenalan satu sama yang lain, juga ada acara nonton bareng film Korea. Saya perhatikan bahwa yang hadir pada acara itu cukup banyak, dan ternyata 99% pemeran di film LOL adalah anak2 muda sebaya anak dan cucu kami. Luar biasa! Dan saya sekeluarga sangat menunggu hari2 untuk workshop bersama dan syuting tentunya.

Apa harapan anda untuk film LOL ini?
Harapan kami untuk LOL adalah dapat memberikan kontribusi yang maksimal demi suksesnya Film LOL, seluruh yang terlibat film LOL saling menghargai satu dengan yang lain, mengedepankan kerjasama, dan tetap semangat!

No comments:

Post a Comment